It’s a thin line between love and friendship

Dari tag line poster yang diusung oleh film “Something Borrowed” ini, sebenarnya kita sudah bisa menebak alur cerita film ini secara keseluruhan. Film ini bercerita tentang Rachel, seorang pengacara yang masih melajang di usianya yang ke-30. Hal tersebut berbeda dengan sahabatnya, Darcy, yang sudah bertunangan dengan seorang pengacara yang juga teman Rachel semasa kuliah, Dex. Awal mula masalah timbul ketika tanpa sengaja Rachel mengungkapkan pada Dex bahwa dulu sewaktu kuliah dia diam2 menyukainya. Dex, yang sebenarnya dulu juga diam2 menyukai Rahel mulai bimbang dengan pernikahannya dan Rachel pun terjebak dalam hubungan terlarang antara dirinya dengan tunangan sahabat baiknya.

Ketika hubungan itu mulai terasa menyakitkan, Rachel mulai bercerita pada teman masa kecilnya, Ethan. Ethan terus mendorong Rachel untuk merebut Dex dari Darcy dan juga meminta Dex untuk menegaskan pilihannya. Tapi Rachel yang tidak tega menyakiti Darcy akhirnya memilih mengalah dan pergi ke London menemui Ethan menjelang hari pernikahan Dex dan Darcy. Di London, Ethan mengungkapkan perasaannya pada Rachel. Walaupun begitu, hati Rachel tidak bisa berbohong. Dia masih mencintai Dex dan dia juga menyayangi sahabatnya, Darcy. Akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke Amerika dan menghadiri pernikahan mereka.

Saat tiba, alangkah kagetnya Rachel ketika mengetahui bahwa Dex telah membatalkan pernikahannya dengan Darcy dan memilih dirinya. Di saat yang sama, Darcy juga mengungkapkan kalau selama ini dia berselingkuh dengan teman Dex, Marcus, hingga hamil. Ketika tanpa sengaja melihat jas yang dipakai Dex ada di apartemen Rachel, Darcy pun mulai menyadari kalau selama ini Dex dan Rachel telah berselingkuh di belakangnya.

Endingnya: tentu saja happy ending untuk semuanya. Dex dan Rachel akhirnya bersatu. Walaupun Darcy sempat mengatakan kalau dia membenci Rachel, toh akhirnya 2 bulan kemudian dia muncul di dekat apartemen Rachel dan mengungkapkan kalau dia bahagia.

Ide cerita film ini sebenarnya sederhana. Dari awal hingga menjelang akhir film, konflik di film ini terkemas dengan baik. Ethan juga sukses memberikan angin segar untuk film ini dengan leluconnya. Sayangnya, film ini diakhiri dengan ending yang buruk. Penulis terkesan memaksakan happy ending untuk semua pihak. Tapi kenapa hingga akhir film, Rachel tidak bisa bersikap tegas pada Darcy yang seringkali egois? Darcy juga masih menunjukkan arogansinya menjelang  film berakhir dan Rachel hanya bisa tersenyum. Seharusnya ending film ini bisa lebih baik dari itu.